Tragedi Perang Kemanusiaan Di Vietnam

Tragedi Perang Kemanusiaan Di Vietnam - Kita kerap terunduk pilu, tercekam dalam kebisuan melihat korban manusia yang berlangsung lantaran kemurkaan alam. Namun dilain pihak, kita, yang tuturnya umat paling beradab di alam semesta ini demikian tega menghabisi nyawa lawannya. Cuma untuk suatu perasaan ‘benar‘ yang atas lawannya yang ‘salah‘. Untuk yang namanya ‘kehormatan bangsa’, perang serta pembunuhan manusia atas manusia lain ‘dihalal’kan.

Tragedi Perang Kemanusiaan Di Vietnam

Lantas, “kehormatan bangsa” yang manakah yang dipertaruhkan Amerika Serikat saat menyulut Perang Vietnam? Perang Vietnam atau Vietnam War (dalam lafal Vietnam dimaksud Kháng chiến chống Mỹ -perang melawan agresi Amerika) yaitu suatu tragedi kemanusiaan yang umum dimaksud untuk perang pada tentara Vietnam Selatan yang di dukung militer Amerika Serikat serta dipihak lain yaitu tentara Vietnam Utara yang di dukung gerilyawan komunis

Vietnam Selatan (kita sebut saja, sesuai sama yang umum dimaksud AS juga sebagai “Vietcong“) Suatu perang besar serta terpanjang dalam histori peradaban moderen era 20, selesai Perang Dunia II, yang mengonsumsi korban jutaan nyawa manusia. Teman dekat anehdidunia. com perang ini diawali waktu AS mengawali keterlibatannya, 1957 hingga jatuhnya ibukota Selatan, Saigon, 1975. (Sesungguhnya susah untuk memastikan dengan cara pas kapan mulainya keterlibatan AS di Vietnam, lantaran mulai sejak Perancis masih tetap berkuasa, AS telah memberi pertolongan berbentuk “military advisory“.

Tragedi Perang Kemanusiaan Di Vietnam


Namun yang umumnya digunakan juga sebagai patokan yaitu waktu Eisenhower menyepakati bakal mensupport penuh rezim Selatan, 1957) Yaitu tak mungkin saja menuliskan dengan cara detil, perang besar yang melibatkan saat kepemimpinan 5 orang Presiden AS (Eisenhower, Kennedy, Johnson, Nixon serta Ford) dalam 1-2 halaman seperti ini. Tulisan ini cuma punya niat untuk sebatas sharing, sebatas mengingatkan bahwa tragedi besar umat manusia seperti ini pernah berlangsung.


Sepanjang Perang Dunia II, Vietnam dikuasai Jepang yang mengadakan pemerintahan berbarengan Perancis yang pro Jerman-Italia (Perancis-Vichy). Dalam saat pendudukan itu, Ho Chi Minh membangun Partai Nasionalis Vietnam (Việt Minh), 1941 yang berafiliasi komunis. Sesudah Jepang menyerah pada Sekutu serta Pemerintahan Perancis dipulihkan (Perancis - de Gaulle), Ho Chi Minh mendeklarasikan kemerdekaan Vietnam, 2 September 1945.

Namun nyatanya Perancis tidak ingin melepas daerah jajahannya demikian saja serta perang selekasnya berkobar, yang berpuncak pada kekalahan Perancis di Dien Bien Phu, Mei 1954. Perancis yang kehabisan “bensin” mengambil keputusan selekasnya meninggalkan Vietnam. Kesepakatan damai di tandatangani di Jenewa (Geneva, Geneve) -Swiss 20 Juli 1954. Sembari mengaku kemerdekaan Laos serta Kamboja, Perancis juga meninggalkan bom saat dengan membelah Vietnam jadi 2, Utara diserahkan pada Việt Minh dibawah Ho Chi Minh yang Komunis serta Selatan di bawah tanggungjawab Kaisar Bảo Đại, penguasa Vietnam Lama.

Sang Kaisar yang hidup di pengasingan menunjuk Ngô Đình Diệm juga sebagai Perdana Menteri, pelaksana kekuasaan keseharian di Selatan (Terakhir, September 1954, Diem sekalipun menggusur Bao Dai serta mengangkat diri jadi Presiden). Utara serta Selatan ini, seperti yang diramalkan, nyatanya memanglah tak dapat rukun. Januari 1957 Uni Sovyet ajukan usulan ke PBB untuk terima pilihan terbaginya Vietnam ini serta terima VietnamUtara juga sebagai anggauta PBB. Namun usulan ini diveto oleh AS (yang menampik Vetnam yang komunis).

Tragedi Perang Kemanusiaan Di Vietnam


AS yang berhasil menahan komunis selesai Perang Korea 1953 serta mabuk kepayang pada Teori Dominoyang di’temukan’ oleh Harry Truman selekasnya ter-obsesi pada keadaan Vietnam. Dalam kunjungannya ke AS, Mei 1957, Diem juga sebagai Presiden Selatan sukses “menyeret” AS untuk keluarkan pernyataan berbarengan bahwa AS bakal mensupport Selatan dalam menegakkan kebebasannya (dari komunis), apa pun yang berlangsung. Namun, walau telah mengambil keputusan untuk menolong, sebenarnya AS belum terlampau jauh ikut serta.

Pertolongan yang didapatkan cuma berbentuk penasehat serta kursus militer. Walau telah ada korban jatuh, AS masih tetap menahan diri. Keterlibatan dengan cara lebih segera berlangsung selesai kunjungan Wapres Lyndon B. Johnson ke Saigon, Mei 1961 Dalam laporannya Johnson memberikan keyakinan bahwa Selatan membutuhkan pertolongan semakin besar untuk menahan laju Komunis “Diem is the only boy we got out there“.

AS dibawah John F. Kennedy selekasnya tanggap dengan tingkatkan pertolongan militer, dari jumlah 400 orang serta cuma untuk penasehat militer (1957) jadi 16. 000 orang tentara taktis menolong operasi pasukan Selatan (1961).


Dengan argumen Utara menembaki kapal pesiar mereka di perairan internasional 2 - 4 Agustus 1964 AS menginformasikan pada dunia dengan cara sepihak bahwa AS bakal selekasnya mengamankan perairan Teluk Tonkin dengan kirim pertolongan pada Selatan. Dibawah dokumen berjudul “Gulf of Tonkin Resolution“, Konggres AS selekasnya menyepakati serta berikan kuasa pada Presiden untuk mengadakan operasi militer di lokasi Asia Tenggara tanpa ada menyebutkan perang terlebih dulu.

Terakhir (1971) baru ketahuan bila yang namanya ‘kapal pesiar‘ itu yaitu kapal perusak AS USS Maddox serta USS C. Turner Joy yang tengah menggerakkan pekerjaan intelejen di perairan Utara. Press release serta kesepakatan Konggres ini selekasnya jadi argumen AS untuk mengerahkan pesawat tempurnya serta mulai lakukan pengeboman ke lokasi Utara. Populasi tentara AS di Selatan selekasnya bertambah tajam 500. 000 orang! Teman dekat anehdidunia. com aksi AS ini dikerjakan sembari teriak-teriak pada sekutunya di SEATO (South East Asia Treaty Organization, Thailand, Korea Selatan, Filipina), serta ANZUS (Australia, New Zealand) untuk kirim pertolongan tentara ke Selatan.

Tragedi Perang Kemanusiaan Di Vietnam


Jadi, benar-benarAS mempergunakan ‘baju‘nya sendiri, tanpa ada keterlibatan serta kesepakatan PBB. Atas aksi itu, Paman Ho (panggilan pemimpin Utara Ho Chi Minh) memperingatkan AS, seperti yang pernah dikerjakannya 2 dekade pada awal mulanya pada Perancis : “Kami yaitu tuan rumah yang baik. Bila AS juga sebagai tamu kami inginkan perang sepanjang 20 th., kami bakal melayaninya sepanjang 20 th.. Jika mereka inginkan perdamaian, kami bakal berdamai serta selekasnya mengundang mereka untuk minum teh“.

Dengan support militer sebesar itu, keadaan keamanan di Selatan memanglah jadi “baik” Keadaan ekonomi yang seutuhnya ditopang AS berangsur bertambah. Dengan cepat serta kemakmuran mendekati. Masyarakat Selatan, AS serta dunia selekasnya berikan animo. Komandan militer AS untuk Vietnam, Jend. William Westmoreland jadi selebriti dadakan.

Majalah TIME mendaulatnya jadi “1967 Man of theYear“. Bahkan juga dalam wawancaranya di National Press Club, November 1967, yang ditayangkan ke semua dunia, dengan memberikan keyakinan dia berujar : “Kondisi Vietnam telah lebih baik serta kami telah tiba pada satu titik di mana akhir perang telah bisa dipandang dengan mata“

Perayaan Tet yaitu perayaan Th. Baru Vietnam (Th. Baru dalam system penanggalan bln., serupa 1 Suro di Jawa). Vietcong merespons penyataan Westmoreland diatas dengan serangan serentak serta mendadak di hari raya Tet, akhir Januari 1968 pada 100 kota di Selatan, termasuk juga di Saigon. Serangan yang paling spektakular dikerjakan oleh 19 orang gerilyawan Vietcong yang dapat kuasai Kedutaan Besar Amerika di Saigon sepanjang 6 jam!. Korbannya sungguh fantastis, 300 orang tentara AS tewas serta terluka, 1. 000 orang di pihak Vietcong serta kian lebih 3. 000 orang sipil tewas serta terluka. Bangunan serta sarana kota hancur lebur, mayat bergelimpangan malang melintang, darah bersimbah di mana-mana. Butuh saat berbulan-bulan untuk memulihkan keadaan seperti awal mulanya.

Serangan itu memanglah tidak berhasil. Serta dengan cara tehnis Vietcong serta Utara yang menanggung derita kekalahan. Namun sukses tunjukkan pada dunia bahwa mereka masih tetap eksis. Serta dampak psikologis yang ditimbulkannya pada AS sungguh besar. Sanggupkah AS terus-terusan menahan serangan gerilya kota seperti itu? Nyatanya memanglah perang tidak bisa dikerjakan dengan cepat. Di front Utara, keadaan benar-benarstag.

Serangan hawa AS ke tujuan strategis di Utara lantaran tak didukung yang ideal dari Infanteri, hampir tak bermanfaat. Di Selatan, gerilyawan Vietcong meningkatkan gerilya kota dengan sangatlah effektif. Dengan terowongan “tikus” (yang saat ini jadi object wisata itu) mereka betul-betul menjelma seperti tikus, dapat nampak serta menghilang dalam waktu relatif cepat. Disangka sang tikus tak ada, meleng sedikit serta ikan di piring telah lenyap di gondol. Saat ketahuan serta dikejar, demikian saja mereka menghilang ditelan bumi, atau membaur di antara masyarakat sipil.

Tentara AS sungguh kewalahan membedakan mana yang sipil mana yang gerilyawan Vietcong. Semua masyarakat desa dibunuh serta kampungnya dibakar cuma untuk mencari gerilyawan Vietcong yang disangka bersembunyi di situ. AS yang kewalahan sangat terpaksa memikirkan lagi untuk meneruskan perang.

Tragedi Perang Kemanusiaan Di Vietnam


Serangan Tet itu bikin AS menyimpulkan sendiri dengan cara ekstrim, bahwa AS tak mungkin saja memenangkan perang. Bersamaan naiknya Richard M. Nixon juga sebagai Presiden, 1968, AS di bawah tekanan orang-orangnya, selekasnya mengubah kebijakan politiknya di Vietnam dari awal mulanya “bagaimana langkahnya memenangkan perang” jadi “bagaimana langkahnya mundur dari gelanggang tanpa ada kehilangan muka“.

Menyepakati tekanan dunia internasional untuk di tandatangani Kesepakatan Perdamaian Paris, 27 Januari 1973. Kesepakatan ini diantaranya berisi hal seperti : AS yang bakal selekasnya menarik pertolongan langsungnya di Selatan dengan cara berangsur, batas teritori Utara serta Selatan dikukuhkan lagi serta penentuan umum bakal selekasnya dilangsungkan untuk merampungkan permasalahan Utara-Selatan ini.


Namun kesepakatan ini tak di setujui Selatan yang menuduh AS meninggalkan sekutunya. Ke-2 iris pihak nampaknya tak betul-betul punya maksud mematuhinya hingga krisis minyak menempa dunia, Oktober 1973. Embargo minyak Iran atas AS bikin harga minyak melambung tidak teratasi, pundi-pundi AS berkurang dengan cepat.

Perang Vietnam hanya pemborosan biaya. AS yang dengan cara serius terancam bangkrut, selekasnya mematuhi kesepakatan Paris dengan menarik tentaranya keluar dari Vietnam. Tanpa ada support dana serta kemampuan militer AS, kejatuhan rezim Selatan bisa dihitung dengan hari.

Dengan cara berangsur satu-persatu lokasi Selatan jatuh ke pihak Utara. Serta Utara bersiap untuk memberi pukulan paling akhir ke Selatan di bawah sandi Kampanye 275 yang menginformasikan pernyataan Ho Chi Minh bahwa “pembebasan” semua Selatan bakal dikerjakan saat sebelum hujan turun Mei1975. Serangan besar-besaran serta pernyataan itu bikin dampak psikologis yang mengagumkan.

Semua Selatan dirundung kepanikan, pengungsian besar-besaran berlangsung, serta perlawanan Selatan jadi tak bermakna. Propinsi Darlac jatuh 13 Maret, Quang Tri 19 Maret. Hue 26 Maret. Serta kota ke-2 paling besar di Selatan, Da Nang menyerah 29 Maret. Tanggal 25 April 1975 presiden Nguyen Van Thieumeletakkan jabatannya, menunjuk penggantinya Tranh Van Huong, serta kabur ke Taiwan. Huong cuma bertahan 3 hari jadi presiden serta turut melarikan diri meninggalkan negara yang betul-betul dalam chaos.

Semua personil AS termasuk juga Duta Besar Graham Martin usai di evakuasi keluar, 29 April. Serta tanggal 30 April 1975 presiden pengganti Duong Van Minh, di tandatangani pernyataan menyerah tidak bersyarat pada tentara Utara yang telah kuasai istana kepresidenan Perang memanglah bermakna bencana serta tragedi kemanusiaan. Korban dengan cara segera yang terbunuh dalam perang terdaftar 300. 000 di pihak AS/Selatan, 1. 100. 000 di pihak Vietcong/Utara serta kian lebih 3 juta masyarakat sipil yang tidak paham apa-apa.

Angka bakal terus jadi angka, tidak ada berarti. Namun bayangkanlah populasi suatu kota sebesarMedan yang tumpas habis untuk menjaga suatu ideologi. Belum terhitung korban tidak segera yang selalu berjatuhan hingga saat ini lantaran nyatanya AS lakukan perang kimia dengan menyemprotkan Napalm untuk membakar serta herbisida type Dioxin yang mematikan tumbuhan, merontokkan kanopi rimba, mengakibatkan kerusakan padi di sawah manfaat mengganggu persediaan pangan. Aksi itu bikin tanah jadi steril serta mengkontaminasi masyarakat sipil serta bahkan juga tentara AS sendiri.
0 Komentar untuk "Tragedi Perang Kemanusiaan Di Vietnam"

 
Copyright © 2014 Kabar Sederhana - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info